Melihat Berkat dalam Hal-Hal Kecil

 

    Pagi hari sering terasa biasa saja. Rutinitas berjalan otomatis—bangun, beres-beres, membuat sarapan, atau bagi saya, membuat secangkir kopi. Saking biasanya, proses itu sering saya jalani sambil pikiran sudah melayang ke daftar tugas, kekhawatiran, atau masalah besar yang harus diselesaikan.

    Kadang, hal sepele seperti susu yang habis atau kopi yang tumpah sedikit langsung merusak mood saya. Rasanya seperti hari itu dimulai dengan “kesialan.”

    Namun, suatu pagi, ayat Mazmur 118:24 mengubah cara pandang saya. Tuhan mengingatkan bahwa hari ini adalah hari yang Dia jadikan. Jika begitu, seharusnya saya memulainya dengan sukacita bukan dengan keluhan.

    Pagi itu, saat membuat kopi, saya memutuskan untuk hadir sepenuhnya di momen tersebut. Saya melihat uap yang perlahan mengepul dari cangkir. Saya hirup aroma kopi yang menenangkan. Saya rasakan hangatnya cangkir di tangan saya.

Lalu saya berhenti sejenak untuk bersyukur:

  • Untuk air panas yang tersedia dengan mudah.
  • Untuk biji kopi yang hari itu boleh saya nikmati.
  • Untuk listrik yang membuat mesin kopi bekerja.
  • Untuk tangan yang sehat yang bisa memegang cangkir itu.

Awalnya terasa aneh, tetapi lama-kelamaan ini menjadi kebiasaan baru. Saat saya memilih melihat berkat dalam secangkir kopi, pikiran saya terisi rasa syukur, bukan kekhawatiran. Bahkan ketika kopi tumpah, hati saya tetap tenang, karena saya sudah memulai hari dengan sukacita atas hal-hal yang benar-benar penting.

    Saya belajar bahwa kebahagiaan sejati sering tersembunyi dalam momen kecil yang sering kita abaikan. Bukan soal seberapa besar berkat yang kita terima, tapi seberapa besar hati kita untuk melihat dan menghargainya.

Yesus: Teladan dalam Mensyukuri yang Sederhana

Yesus adalah contoh sempurna dalam melihat dan bersukacita atas berkat Allah, sekecil apa pun itu.

  • Saat memberi makan ribuan orang, Ia mengucap syukur atas roti dan ikan yang jumlahnya sedikit.
  • Sebelum memanggil Lazarus keluar dari kubur, Ia menengadah dan mengucap syukur kepada Bapa.
  • Bahkan di Perjamuan Terakhir—di momen menjelang penderitaan-Nya—Ia mengambil roti dan anggur, mengucap syukur, lalu membagikannya kepada murid-murid-Nya (Matius 26:26-27).

Yesus melihat setiap hari sebagai “hari yang dijadikan TUHAN,” dan memilih untuk hidup dengan rasa syukur, sukacita, dan ketaatan—bahkan dalam hal-hal sederhana.

    Hari ini adalah hari yang Tuhan jadikan. Tidak peduli sebesar atau sekecil berkat yang kita temui, mari kita memilih untuk bersukacita dan bersyukur. Sebab sukacita bukan datang karena keadaan sempurna, tetapi karena kita melihat hidup dari sudut pandang Tuhan—seperti yang Yesus teladankan.


Sumber:

  • Melihat Berkat dalam Hal-Hal Kecil oleh Ev. Yogo Ismanto, S.E., S.Th., M.Th
  • Youtube GSRI TOMANG:

https://youtube.com/@gsritomang?si=nf5kY0eg2WVG0igB



Komentar

Postingan Populer