AKU BERUBAH ATAU DIUBAHKAN?


Pernahkah Bapak/Ibu atau Saudara merasa lelah karena terus jatuh bangun dalam pergumulan yang sama? Kita berusaha menjadi pribadi yang lebih baik rajin beribadah, aktif melayani, bahkan ikut kegiatan sosial, namun tetap merasa ada yang kurang.

Ada kekosongan di hati, rasa rapuh, dan perasaan bahwa perubahan sejati belum juga terjadi dari dalam diri. Lalu muncul pertanyaan dalam hati: “Apakah aku bisa berubah hanya dengan usahaku sendiri? Apakah aku bisa dipulihkan dari kelemahan dan kekuranganku?”

Rasul Paulus memahami perasaan itu. Dalam Roma 7:15 ia menulis:

“Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.”

Sejak manusia jatuh dalam dosa, kita kehilangan kemuliaan Allah. Padahal, kita diciptakan segambar dan serupa dengan-Nya (Imago Dei) — mulia, kudus, dan utuh.
Namun dosa merusak seluruhnya, dan sejak saat itu, tidak ada usaha manusia yang cukup untuk mengembalikan citra tersebut.

Kita terus mencoba:

  • Rajin beribadah
  • Menahan diri dari dosa
  • Berbuat baik sebanyak mungkin

Namun Firman Tuhan berkata:

“Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik.” (Roma 7:18)

Semua usaha itu, meskipun tampak baik di mata manusia, tidak pernah cukup untuk berkenan di hadapan Allah. Sebab yang Allah cari bukan sekadar perbuatan baik, melainkan hati yang baru — ciptaan yang baru.

Kristus: Dasar Pemulihan Kita

Inilah kabar baik Injil: Kristus datang bukan untuk melengkapi usaha kita, tetapi menjadi satu-satunya dasar pemulihan kita.

Seperti tertulis dalam 2 Korintus 5:17:

“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Kita tidak diubah oleh Kristus dari luar, melainkan di dalam Kristus. Bukan karena kita layak, tetapi karena kasih karunia-Nya. Bukan karena kita telah berubah lalu layak diterima, melainkan karena kita ada di dalam Kristus, maka kita diubahkan. Yesus bukan sekadar teladan moral. Ia adalah Allah yang menjadi manusia, hidup tanpa dosa, mati menggantikan kita, dan bangkit untuk memulihkan kita.
Di dalam-Nya, Allah bukan hanya mengampuni dosa, tetapi juga menciptakan kita kembali dari dalam.

Proses pemulihan ini tidak terjadi secara instan. Ini adalah perjalanan pengudusan (sanctification) di mana Roh Kudus terus memperbarui manusia batiniah kita. Bukan sekadar “kulit luar” yang terlihat saleh, tetapi hati yang sungguh diubahkan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk bekerja sama dengan kasih karunia itu bukan pasif, melainkan aktif:

  • Mendisiplinkan diri
  • Menolak kedagingan
  • Menyerahkan hidup di bawah pimpinan Roh Kudus

Namun ingatlah: bukan usaha kita yang menyelamatkan, melainkan kasih karunia yang memampukan. Inilah yang disebut discipline of grace yaitu disiplin yang lahir dari anugerah, bukan dilakukan demi memperoleh anugerah.

Jadi, apakah kita bisa berubah dan diubahkan? Ya — tetapi hanya di dalam Kristus. Bukan karena kita cukup baik, tetapi karena Kristus cukup bagi kita. Terimalah anugerah keselamatan itu hari ini.

SERAHKANLAH HIDUPMU SETIAP HARI UNTUK DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS.
SEBAB HANYA DI DALAM DIA, KITA TIDAK SEKADAR “KELIHATAN” LEBIH BAIK 
MELAINKAN SUNGGUH MENJADI CIPTAAN BARU YANG SEJATI.

Sumber

  • AKU BERUBAH ATAU DIUBAHKAN? (ROMA 7:15 ) OLEH EV. BENALIA HULU, S.Pd.K., M.Pd
  • Youtube GSRI TOMANG: https://youtube.com/@gsritomang?si=btCy8bEfsgThoLOU
  • Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/

Penyusun: 

Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Komentar

Postingan Populer