BERSANDAR PADA TUHAN PART 1 (MAZMUR 46:1)
Di Dalam buku The Horse and His Boy karya C. S. Lewis, diceritakan tentang seekor kuda bernama Bree dan seorang anak laki-laki bernama Shasta yang dikejar sepanjang malam oleh seekor singa yang mengerikan. Namun kemudian mereka menyadari bahwa singa itu bukanlah musuh, melainkan Aslan, sang singa yang baik. Aslan ternyata membimbing, melindungi, dan menyemangati mereka sepanjang perjalanan. Kehadiran yang awalnya tampak menakutkan justru menjadi sarana keselamatan mereka.
Demikian
pula dengan kehidupan kita. Ketika masalah datang, sering kali kita merasa
Allah jauh atau bahkan seolah meninggalkan kita. Padahal, justru dalam
masa-masa sulit itulah Allah hadir lebih dekat daripada yang kita sangka.
Mazmur 46:1 mengingatkan kita bahwa Allah adalah tempat perlindungan, kekuatan,
dan penolong yang terbukti dalam kesesakan. Firman ini bukan sekadar janji,
melainkan juga undangan untuk bersandar sepenuhnya kepada-Nya.
MAZMUR
46:1 ini ditulis dalam konteks bangsa Israel yang kerap menghadapi ancaman
musuh dan bencana. Namun, dalam setiap keadaan, Allah selalu hadir untuk
menyelamatkan mereka sejak keluar dari Mesir, melewati padang gurun, hingga
memasuki Tanah Perjanjian.
Allah
adalah benteng pertahanan yang tidak dapat digoyahkan. Ketika dunia tampak
runtuh dan harapan terasa sirna, kita dapat bersandar kepada-Nya karena Ia
tidak pernah berubah. Ia adalah tempat perlindungan sejati yang memberi
rasa aman dan damai di tengah badai kehidupan.
Yesus
Kristus adalah wujud nyata dari Allah yang melindungi dan menopang kita. Dalam
Yohanes 10:9, Yesus berkat “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia
akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.”
Melalui Yesus, kita menemukan perlindungan sejati dari kuasa dosa dan maut. Di
salib-Nya, Ia membuka jalan bagi kita untuk hidup dalam hubungan yang aman dan
penuh kasih dengan Allah.
Alkitab
penuh dengan kesaksian tentang Allah yang menjadi penolong bagi umat-Nya. Ia
membebaskan Petrus dari penjara, menyelamatkan Paulus dan Silas dari rantai
besi, serta menyertai Yakub dalam pergumulan hidupnya.
Kesesakan
sering kali membuat kita merasa tak berdaya, tetapi firman Tuhan menegaskan
bahwa Allah adalah penolong yang sangat terbukti. Ia tidak hanya hadir
dalam masa keberhasilan, tetapi juga dalam penderitaan dan pergumulan kita.
Yesus
Kristus adalah Penolong sempurna. Ia datang untuk menanggung beban hidup kita.
Ibrani 4:15 menuliskan, “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah Imam
Besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita; sebaliknya,
sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”
Ia memahami setiap kesedihan dan ketakutan kita. Oleh karena itu, kita dapat
datang kepada-Nya dengan keyakinan penuh bahwa pertolongan-Nya nyata dan tepat
pada waktunya. Namun sering kali, kita lupa bersandar kepada Tuhan. Kita lebih
memilih mengandalkan kekuatan dan pemikiran sendiri, padahal Allah telah
berjanji menjadi tempat perlindungan dan sumber kekuatan bagi kita.
Mari
kita belajar untuk sungguh-sungguh bersandar kepada Tuhan dalam setiap
aspek kehidupan. Apa pun kesulitan yang kita hadapi, percayalah bahwa Allah
tidak pernah meninggalkan kita. Ia hadir untuk membimbing, melindungi, dan
menguatkan kita. Jangan takut menghadapi badai kehidupan, sebab Allah adalah
penolong yang terbukti setia.
BERSANDARLAH
SEPENUHNYA KEPADA TUHAN DAN JALANI HIDUP INI DENGAN KEYAKINAN BAHWA SEGALA
SESUATU YANG TERJADI DALAM HIDUP KITA BERADA DALAM KENDALI KASIH-NYA.
Sumber
- Bersandar Pada Tuhan Part 1 Oleh Ev. Benalia Hulu, S.PD.K., M.PD
- Youtube GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
- Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th
.png)

Komentar
Posting Komentar