HIDUP YANG BERMAKNA (MAZMUR 90:12)

 

Setiap manusia diberi waktu yang sama: dua puluh empat jam sehari. Namun, tidak semua orang menggunakannya dengan bijaksana. Banyak orang hidup seolah waktu tidak terbatas hingga akhirnya menyadari bahwa hidup ini begitu singkat.

Mazmur 90:12 adalah doa yang sangat dalam dari Musa, yang mengingatkan kita untuk menyadari betapa berharganya setiap hari yang Tuhan berikan. Ia tidak sekadar meminta umur panjang, tetapi memohon hikmat agar mampu mengisi waktu dengan benar dan bermakna.

Membuang waktu bukan hanya tentang tindakan yang sia-sia, tetapi juga perkataan dan sikap yang tidak membangun bagi Tuhan maupun sesama. Setiap kata yang keluar dari mulut kita seharusnya membawa kasih, pengharapan, dan sukacita.

Kita perlu bertanya kepada diri sendiri, apa yang bisa aku lakukan hari ini agar Tuhan dan orang lain bersukacita melalui hidupku?

Saya teringat kisah seorang sahabat yang pernah berhadapan dengan vonis keras dari dokter. Dengan wajah serius, dokter berkata, “Tumor ganas stadium akhir. Anda mungkin hanya punya waktu enam bulan hingga satu tahun.” Dunia seakan berhenti berputar. Di usia yang masih muda, dengan karier yang sedang menanjak dan rencana indah bersama keluarga, ia harus menghadapi kenyataan paling pahit yaitu kematian.

Namun, lima tahun telah berlalu sejak diagnosis itu. Sahabat saya masih hidup, bahkan dengan semangat yang luar biasa. Dokternya heran melihat kegembiraan dan ketenangan yang terpancar dari dirinya. Ketika ditanya rahasianya, sahabat saya menjawab, “Saya sudah menerima bahwa kematian bukan akhir. Justru karena saya sadar akan kematian yang pasti, saya belajar untuk benar-benar hidup.”

Ia menyadari bahwa hidup bukan soal berapa lama, tetapi seberapa berarti. Dahulu, ia mengukur hidup dari pencapaian duniawi seperti gaji besar, rumah megah, dan pengakuan orang lain. Namun kini, semua itu terasa hampa. Ia belajar menikmati hal-hal sederhana yang dulu terabaikan: senyuman anak saat sarapan, pelukan hangat istri, dan indahnya matahari terbenam.

Mazmur 90:12 tidak hanya berbicara tentang kesadaran akan kematian, tetapi juga ajakan untuk menggunakan waktu dengan bijaksana dan bermakna. Waktu adalah karunia Tuhan yang tidak dapat diulang. Karena itu, seperti Kristus, kita dipanggil untuk:

  1. Memprioritaskan hubungan dengan Tuhan dan sesama – “Kasihilah Tuhan, Allahmu… dan kasihilah sesamamu manusia” (Matius 22:37–39).
  2. Menghindari hal-hal yang sia-sia dan tidak membangun – Jangan biarkan waktu kita habis untuk hal yang tidak menambah nilai rohani dan kasih.
  3. Melayani dan berbuat baik sebagai wujud syukur. – “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik…” (Galatia 6:9).
  4. Hidup dengan tujuan yang jelas – Seperti pengkhotbah berkata, semua hal duniawi tanpa Tuhan adalah kesia-siaan (Pengkhotbah 2:11).

Kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan pengingat agar kita hidup dengan penuh tanggung jawab dan makna. Waktu di dunia ini singkat, maka gunakanlah setiap hari untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan dan sesama.

Renungkanlah:

  • Sudahkah kita mengisi waktu dengan hal yang berarti?
  • Berapa banyak waktu yang telah terbuang untuk hal sia-sia?
  • Apakah hidup kita hari ini membawa sukacita bagi Tuhan?

HIDUP YANG BERMAKNA BUKAN DIUKUR DARI PANJANGNYA HARI, TETAPI DARI SEBERAPA DALAM KASIH, IMAN, DAN KEBAIKAN YANG KITA TABURKAN SELAMA HIDUP.



Sumber

  • Hidup Yang Bermakna Oleh Ev. Yogo Ismanto, S.E., S.Th., M.Th
  • Youtube GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
  • Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/

Penyusun: 

Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Komentar

Postingan Populer