MILIK KEPUNYAAN ALLAH (YESAYA 43:1)
Seorang
anak kecil menangis karena tersesat di tengah keramaian. Namun, ketika ibunya
datang, memanggil namanya, dan memeluknya, tangis itu berubah menjadi damai. Ia
tahu bahwa dirinya tidak sendiri. Ia tahu bahwa ia dimiliki, dicintai, dan
dijaga. Demikian pula dengan hidup kita. Dalam dunia yang membingungkan dan
menakutkan, kita sering kali merasa sendirian atau kehilangan arah. Akan
tetapi, ayat ini mengingatkan bahwa kita bukanlah sosok yang terlupakan. Kita
adalah milik kepunyaan Allah.
Pasal
Yesaya 43 ditulis kepada bangsa Israel yang sedang berada dalam penderitaan,
pembuangan, dan keterasingan di Babel. Mereka merasa ditinggalkan dan tidak
lagi berarti. Namun, Allah melalui nabi Yesaya mengingatkan mereka tentang jati
diri mereka di hadapan-Nya: umat pilihan, ciptaan-Nya, yang telah ditebus dan
dipanggil dengan nama pribadi.
Ayat
ini hadir sebagai penghiburan dan penegasan bahwa sekalipun mereka jatuh,
gagal, dan jauh dari tanah perjanjian, mereka tetap milik Allah. Status itu
tidak berubah oleh keadaan atau kesalahan. Ketika Tuhan berkata, “Engkau ini
kepunyaan-Ku,” itu merupakan pernyataan identitas yang kuat. Tuhan
menegaskan bahwa kita tidak hidup tanpa arah atau tanpa arti. Kita adalah:
- Ciptaan-Nya
– Tuhan menciptakan kita secara pribadi, unik, dan berharga.
- Yang ditebus-Nya
– Tuhan telah membayar harga bagi kita. Itu berarti kita sangat bernilai
di mata-Nya.
- Yang dipanggil dengan nama
– Tuhan mengenal kita secara pribadi, bukan sekadar bagian dari massa,
melainkan individu yang dikasihi-Nya.
Di
dunia yang penuh penolakan dan identitas palsu, kita dapat hidup tenang karena
tahu siapa diri kita: milik Allah. Hal ini berarti kita tidak perlu mencari
pengakuan dari dunia, tidak perlu hidup dalam ketakutan akan masa depan, dan
tidak ditentukan oleh kegagalan masa lalu. Kita aman, dijaga, dan disertai oleh
Allah yang berkata, “Engkau kepunyaan-Ku.” Karena itu, marilah kita
hidup dalam kekudusan, kepercayaan, dan kesetiaan, sebab kita tahu siapa
Pemilik hidup kita.
Dalam
terang Perjanjian Baru, penebusan yang disebut dalam Yesaya 43:1 mencapai
penggenapan sempurna di dalam diri Yesus Kristus. Melalui salib-Nya, Yesus
telah membayar harga tertinggi untuk menebus kita dari dosa dan maut. Kita
menjadi milik Allah bukan karena usaha kita, melainkan karena kasih karunia di
dalam Kristus. Seperti tertulis dalam Efesus 1:7 “Sebab di dalam Dia dan
oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan
kasih karunia-Nya.”
Saudara yang dikasihi Tuhan, jangan biarkan dunia menentukan nilai dirimu. Jangan biarkan masa lalu mencuri damai sejahteramu. Tuhan telah menciptakanmu, menebusmu, memanggilmu dengan namamu, dan memeteraikanmu sebagai milik-Nya. Hiduplah hari ini dengan keyakinan bahwa, “Aku ini milik Allah.”
SEBAGAI
MILIK TUHAN, KITA DIPANGGIL UNTUK HIDUP DALAM KEINTIMAN DENGAN-NYA, TAAT
KEPADA-NYA, DAN MENJADI TERANG BAGI DUNIA.
Sumber
- Milik Kepunyaan Allah oleh Ev. Feroni Hulu, S.Th
- Youtube GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
- Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th
.png)

Komentar
Posting Komentar