SEMUA HANYA SOAL WAKTU (PENGKHOTBAH 3:1 )
Kitab
Pengkhotbah ditulis oleh Raja Salomo pada masa tuanya. Setelah melalui banyak
pengalaman hidup dari puncak kekayaan, kebijaksanaan, hingga pencarian makna
sejati, Salomo menyadari satu hal penting yaitu segala sesuatu di dunia ini
memiliki waktunya masing-masing. Ada waktu untuk lahir dan mati, waktu
untuk menanam dan mencabut, waktu untuk menangis dan tertawa.
Pesan utama dari kitab ini menegaskan bahwa hidup manusia berada di bawah kedaulatan Allah, yang menetapkan waktu bagi setiap peristiwa di bawah langit. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan; semuanya berada dalam kendali-Nya yang sempurna. Ayat ini mengajarkan kita untuk percaya kepada rencana dan waktu Tuhan, meskipun terkadang hati kita ingin segala sesuatu terjadi dengan cepat. Manusia sering kali tergesa-gesa, sedangkan Tuhan bekerja dengan penuh kesabaran dan tujuan yang kekal.
Bayangkan seorang petani yang
baru menanam benih. Setiap hari ia menyiram dan merawatnya dengan tekun. Ia
tidak bisa memaksa benih itu berbuah esok hari. Ia harus menunggu musimnya
tiba. Jika ia terburu-buru mencabut tanaman itu sebelum waktunya, maka ia akan
kehilangan hasil yang seharusnya dinikmati.
Demikian
pula dengan hidup kita. Ada waktu untuk berdoa, ada waktu untuk menunggu, dan
ada waktu untuk menuai jawaban dari Tuhan.
Banyak orang mudah putus asa ketika doa mereka belum
dijawab. Ada juga yang tergoda mengambil jalan pintas daripada menunggu waktu
Tuhan. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa penundaan bukan berarti
penolakan. Tuhan sering menggunakan waktu penantian untuk membentuk karakter
dan memperkuat iman kita. Dalam setiap masa penantian, Tuhan sedang bekerja bahkan
ketika kita tidak melihatnya.
Kedatangan
Yesus Kristus ke dunia menjadi bukti nyata bahwa Allah memiliki waktu yang
tepat untuk segala sesuatu. Dalam Galatia 4:4 tertulis: “Tetapi setelah
genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan
dan takluk kepada hukum Taurat.” Keselamatan tidak datang lebih cepat atau
lebih lambat, melainkan tepat pada waktunya, sesuai dengan rencana Allah
yang sempurna.
Yesus sendiri memberi teladan tentang kesabaran. Ia
menunggu hingga usia tiga puluh tahun sebelum memulai pelayanan-Nya di dunia.
Sebagai Anak Allah, Ia dapat saja segera bertindak, tetapi Ia memilih untuk taat
pada waktu Bapa. Ini mengajarkan bahwa bahkan Sang Juruselamat pun menghormati
waktu ilahi yang telah ditetapkan.
Saat
kita menantikan jawaban doa, kita tidak menunggu sendirian. Yesus berjalan
bersama kita, memberi kekuatan, dan menopang iman kita hingga waktu Tuhan tiba.
Penantian bersama Kristus bukan waktu yang sia-sia, melainkan kesempatan untuk
bertumbuh dalam iman dan pengharapan.
Hari ini, jika kita sedang menunggu jawaban doa atau
pertolongan Tuhan, ingatlah bahwa semua hanya soal waktu. Tuhan mengetahui
kapan yang terbaik bagi kita. Ia tidak pernah terlambat, dan tidak pernah salah
waktu. Tugas kita adalah tetap setia, mengandalkan-Nya, dan bersyukur dalam
setiap musim hidup. Sebab di balik setiap waktu yang Tuhan izinkan, tersimpan
maksud yang indah bagi mereka yang mengasihi-Nya.
“IA MEMBUAT SEGALA SESUATU INDAH PADA WAKTUNYA.” (PENGKHOTBAH 3:11)
Sumber
- Semua Hanya Soal Waktu oleh Shinta Lestari Zendrato, S.Th
- Youtube GSRI TOMANG: https://youtube.com/@gsritomang?si=btCy8bEfsgThoLOU
- Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th
.png)

Komentar
Posting Komentar