ALLAH MENGUBAH AIR MATA MENJADI SUKACITA (MAZMUR 30:6)
Hidup sering kali terasa seperti malam yang panjang penuh air mata, kegagalan, dan rasa kehilangan. Namun, janji Tuhan berkata: “Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.” Sama seperti matahari yang pasti terbit setelah malam, kasih setia Tuhan tidak pernah gagal mengangkat kita dari keputusasaan.
Mazmur
30 merupakan nyanyian syukur Daud setelah ia disembuhkan dan ditolong oleh
Tuhan. Daud pernah mengalami penderitaan yang berat, bahkan hampir putus asa.
Namun, ia menyadari bahwa kasih setia Tuhan lebih besar daripada murka-Nya. Pengalaman
pribadinya menjadi kesaksian bahwa Allah sanggup mengubah kesedihan menjadi
sukacita.
“Murka”
dalam Alkitab tidak sama dengan amarah manusia yang penuh dendam. Murka Tuhan
adalah bentuk kasih yang suci, ketika Ia menegur dosa dan kelalaian umat-Nya.Ketika
Allah menegur, kita mungkin menangis, merasa sakit, gagal, atau seolah dihukum.
Namun, tujuan Tuhan bukanlah untuk menghancurkan, melainkan memulihkan. Air
mata karena teguran-Nya justru membawa kita kembali ke jalan yang benar, dan
hati kita menjadi lebih dekat dengan-Nya.
Seperti
seorang anak kecil yang menangis saat dimarahi orang tuanya, tetapi akhirnya ia
belajar dan berubah. Hubungan mereka menjadi semakin erat karena kasih yang
mendidik. Demikian juga dengan kita. Jika kita merasa ditegur Tuhan melalui
kesulitan, jangan merasa ditinggalkan. Itu justru tanda bahwa Ia masih peduli
dan ingin memulihkan kita.
Daud
menegaskan bahwa kasih Tuhan jauh lebih besar dan lebih panjang daripada
murka-Nya. Murka itu hanya “sesaat,” tetapi kasih setia-Nya “seumur
hidup.” Daud pernah jatuh dalam penderitaan besar, bahkan hampir kehilangan
nyawanya. Ia menangis di hadapan Tuhan, namun kemudian Tuhan menolong dan
mengangkatnya. Tangisan Daud berganti menjadi nyanyian syukur. Begitu juga
dengan kita, kita mungkin menghadapi masalah keuangan, sakit, atau kehilangan
mungkin membuat kita menangis. Tetapi ketika pertolongan Tuhan datang, air mata
berubah menjadi kesaksian.
Hal
ini menunjukkan karakter Allah yang luar biasa: Dia sanggup membalikkan
keadaan. Sakit diganti dengan kesembuhan, kehilangan dengan pemulihan, dan
tangisan dengan sukacita yang baru. Puncaknya terlihat dalam kebangkitan Yesus
Kristus, kematian yang gelap di hari Jumat Agung berubah menjadi sukacita
kebangkitan di pagi Paskah.
Janji
dalam Mazmur ini mencapai puncaknya dalam diri Yesus Kristus. Yesus menangis di
taman Getsemani dan di kayu salib, menunjukkan bahwa Ia sungguh mengerti
tangisan manusia. Namun, pada hari kebangkitan-Nya, air mata berganti dengan
sorak sorai. Kematian dikalahkan, dan sukacita kekal dimulai. Karena Kristus
hidup, kita percaya bahwa setiap tangisan kita tidak akan sia-sia. Ia akan
mengubahnya menjadi kesaksian dan sukacita yang baru.
AIR MATA MUNGKIN MENETES DI MALAM HARI, TETAPI DI TANGAN TUHAN, SETIAP TETESNYA AKAN DIUBAH MENJADI BENIH SUKACITA YANG BARU.
Sumber
- Allah Mengubah Air Mata Menjadi Sukacita oleh Ev. Shinta Lestari Zendrato, S.Th
- Youtube GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
- Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th
.png)

Komentar
Posting Komentar