IMAN KECIL, BERDAMPAK BESAR (MATIUS 17:20)
Yesus berkata kepada
murid-muridnya ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya, sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu
dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung
ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.’
Ayat ini muncul ketika
murid-murid Yesus gagal mengusir roh jahat dari seorang anak. Yesus menegur
mereka karena kurang percaya. Ia kemudian menjelaskan bahwa iman, sekalipun
hanya sebesar biji sesawi, dapat menghasilkan kuasa yang besar. Biji sesawi adalah
biji yang sangat kecil, tetapi ketika tumbuh, ia menjadi pohon yang besar dan
kuat. Gambaran ini menunjukkan bahwa kekuatan iman bukan terletak pada
besarnya, melainkan pada di mana iman itu ditempatkan.
Yesus ingin menegaskan bahwa
iman sejati bukan tentang ukuran, melainkan tentang ketergantungan penuh kepada
Allah. Tuhan bekerja justru ketika kita menyadari bahwa kita tidak memiliki
apa-apa selain kepercayaan kepada-Nya. Iman yang kecil namun diletakkan pada
Tuhan yang besar akan menghasilkan kuasa ilahi yang luar biasa.
Alkitab menegaskan, “Tidak
ada yang mustahil bagi orang yang percaya” (Markus 9:23). Dalam hidup, kita
sering berhadapan dengan “gunung-gunung” yang tampak tidak mungkin
dipindahkan masalah besar, rintangan berat, atau pergumulan hidup yang datang
silih berganti. Namun, iman sekecil apa pun, bila tertanam di dalam Tuhan,
dapat mengubah keadaan yang tampaknya tidak mungkin.
Gladys Aylward (1902–1970),
seorang wanita Inggris yang miskin dan tidak berpendidikan, memiliki iman
sederhana namun kuat. Ia ditolak oleh lembaga misionaris karena dianggap tidak
mampu, tetapi ia yakin bahwa Tuhan memanggilnya ke Tiongkok. Dengan uang tabungan
yang sedikit, Gladys berangkat sendirian dengan kereta api menuju Tiongkok.
Setibanya di desa Yangcheng,
ia hidup sebagai orang asing. Suatu hari, terjadi kerusuhan besar di penjara.
Para tahanan melarikan diri dan suasana menjadi kacau. Dengan keberanian dari
Tuhan, Gladys berlari ke tengah kerumunan dan berteriak, “Berhenti! Aku akan
menolong kalian!” Ajaibnya, para tahanan berhenti. Ia kemudian berbicara kepada
mereka tentang pengampunan dan kasih Tuhan. Sejak saat itu, banyak penduduk
desa mulai percaya kepada Kristus.
Gladys tidak memiliki
kekuatan atau sumber daya besar, tetapi ia memiliki iman yang hidup. Ia
mempercayai Tuhan lebih dari keadaannya, dan Tuhan memakai imannya yang kecil
untuk melakukan perkara besar. Iman bukanlah tentang seberapa besar kita bisa
percaya, tetapi seberapa sungguh kita mempercayakan hidup kita kepada Allah.
Tuhan bekerja bukan karena besarnya iman kita, tetapi karena besarnya
kuasa-Nya. Kecilnya iman bukanlah penghalang, selama kita menaruhnya di tangan
yang besar tangan Tuhan sendiri.
“BUKAN IMAN KITA YANG HEBAT
YANG MENGGERAKKAN ALLAH, TETAPI ALLAH YANG HEBAT DAN BERKUASA YANG MENGGERAKKAN
IMAN KITA.”
Sumber
- KEMURNIAN IMAN oleh EV. YOGO ISMANTO, S.E., S.Th., M.Th
- Youtube GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
- Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th
.png)

Komentar
Posting Komentar