MENGASIHI SESAMA DENGAN KASIH ALLAH (ULANGAN 10:19)
Bayangkan jika kita berada di negeri asing, tidak mengenal siapa pun, dan merasa terasing. Lalu datang seseorang yang tersenyum kepada kita, menolong, dan menerima kita seperti keluarga sendiri. Tindakan sederhana itu dapat mengubah seluruh pengalaman kita. Itulah kuasa dari kasih bukan kasih biasa, melainkan kasih yang berasal dari Allah, kasih yang mengubah dan menghidupkan.
Ulangan 10 merupakan bagian dari pidato Musa kepada bangsa Israel menjelang mereka memasuki Tanah Perjanjian. Dalam pasal ini, Musa mengingatkan umat Israel akan perintah Tuhan, dan salah satunya adalah untuk mengasihi orang asing. Mengapa demikian? Karena mereka sendiri pernah menjadi orang asing dan budak di Mesir. Dengan kata lain, pengalaman pahit yang pernah mereka alami seharusnya menumbuhkan rasa belas kasih terhadap sesama yang menderita, terutama terhadap orang asing dan yang lemah.
Allah tidak pernah menginginkan umat-Nya menjadi sombong setelah menerima berkat-Nya. Sebaliknya, Ia memerintahkan umat Israel untuk menjadi saluran kasih-Nya. Mereka yang pernah mengalami penderitaan dan kemudian ditolong oleh Tuhan kini dipanggil untuk mengasihi tanpa syarat termasuk kepada orang asing.
Dalam konteks kehidupan kita hari ini, “orang asing” tidak selalu berarti orang dari negara lain. Itu bisa berarti siapa saja yang berbeda dari kita: berbeda suku, bahasa, status sosial, bahkan keyakinan. Tuhan memanggil kita untuk mengasihi bukan hanya mereka yang mudah dikasihi, tetapi juga mereka yang sulit diterima. Kasih seperti ini hanya mungkin dilakukan apabila kita sendiri telah mengalami kasih Allah secara pribadi.
Yesus Kristus adalah wujud kasih Allah yang sempurna. Ia datang ke dunia bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi untuk semua bangsa. Dalam pelayanan-Nya, Yesus menunjukkan kasih kepada pemungut cukai, orang berdosa, perempuan Samaria, orang Kanaan, bahkan kepada mereka yang menyalibkan-Nya. Kasih Yesus melampaui batas budaya, agama, dan kesalahan manusia.
Sebagai pengikut Kristus, kita pun dipanggil untuk hidup dalam kasih yang sama. Bukan kasih karena orang lain layak atau baik, melainkan kasih yang berasal dari Allah. Hanya dengan meneladani Kristus dan menghidupi kasih-Nya, kita mampu mengasihi sesama dengan tulus termasuk mereka yang berbeda, bahkan mereka yang sulit dikasihi. Mari kita membuka hati, membuka tangan, dan menjadi saluran kasih Allah di tengah dunia yang haus akan cinta sejati.
“KARENA KITA TELAH DIKASIHI, MAKA KITA JUGA HARUS MENGASIHI.”
Sumber
- MENGASIHI SESAMA DENGAN KASIH ALLAH oleh EV. FERONI HULU, S.Th
- Youtube GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
- Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th
.png)

Komentar
Posting Komentar