SUDAH TERLAMBAT? (YESAYA 45:22)
Ada seorang pelari yang dalam suatu perlombaan
mengalami cedera sebelum mencapai garis akhir. Semua pelari lain telah
menyelesaikan lomba, stadion hampir kosong, namun ia tetap berlari
tertatih-tatih hingga mencapai garis finish. Saat ditanya mengapa ia tidak
menyerah, ia menjawab, “Negaraku tidak mengirimku sejauh 5.000 mil untuk
memulai perlombaan, tetapi untuk menyelesaikannya.”
Kisah
ini nyata dalam kehidupan John Stephen Akhwari, pelari dari Tanzania pada
Olimpiade 1968. Ketika ia mengalami cedera parah, semua orang mengira segalanya
sudah terlambat baginya. Secara logika, ia tidak mungkin menang. Namun, ia
tetap memilih untuk menyelesaikan perlombaan dengan tekad yang luar biasa.
Secara
perlombaan, memang sudah terlambat. Ia tidak mungkin memperoleh medali. Namun
secara makna hidup, belum terlambat. Justru tindakannya menjadi sejarah yang
lebih diingat dibanding para pemenang. Dunia belajar bahwa menyelesaikan
panggilan hidup lebih penting daripada sekadar cepat sampai.
Demikian juga dalam kehidupan rohani kita. Kadang
kita merasa sudah terlambat — terlambat dalam iman, pelayanan, atau pertobatan.
Namun di hadapan Tuhan, tidak pernah ada kata terlambat selama kita mau bangkit
dan berjalan bersama-Nya. Nabi Yesaya menulis kepada bangsa Israel yang telah
jatuh dalam dosa dan merasa tidak ada harapan. Namun Tuhan menegaskan bahwa selama
ada pertobatan, keselamatan tetap tersedia. Tidak ada kata terlambat bagi Tuhan
untuk menolong dan memulihkan umat-Nya. Sering kali kita berpikir hidup kita
sudah terlalu jauh tersesat seperti:
- terlambat bertobat
- terlambat beruba.
- terlambat memperbaiki kesalahan
Namun, firman Tuhan menegaskan bahwa rahmat-Nya selalu
memberi kesempatan baru. Selama kita mau datang kepada Yesus, Dia sanggup
memulihkan hidup kita.
Tidak
ada kata terlambat untuk bertobat, apa pun masa lalu kita, Yesus selalu membuka
jalan. Tidak ada kata terlambat untuk memulai yang baik meski usia sudah
lanjut, kita tetap dapat belajar, melayani, dan memperbaiki hubungan.
Tidak ada kata terlambat untuk menyelesaikan panggilan, Tuhan menghendaki agar
kita setia sampai akhir, bukan sekadar cepat di awal.
Di
kayu salib, Yesus berkata, “Sudah selesai” (Yohanes 19:30). Kalimat itu
menegaskan bahwa karya keselamatan-Nya sempurna dan tidak ada yang terlambat
bagi Dia. Perempuan berdosa, Petrus yang menyangkal-Nya, bahkan penjahat di
salib pun menerima pengampunan pada saat-saat terakhir hidup mereka.
Tuhan Yesus memampukan setiap kita untuk tetap setia sampai garis akhir.
Hari ini, mari kita bertanya pada diri sendiri: “Apakah
aku merasa sudah terlambat dalam hidup, pelayanan, atau imanku?” Ingatlah: di
dalam Kristus, selalu ada kesempatan baru.
SELAMA KITA MAU
BERBALIK KEPADA-NYA, TUHAN AKAN MENUNTUN KITA MENYELESAIKAN PERLOMBAAN HIDUP
DENGAN KEMENANGAN YANG SEJATI.
Sumber
- Sudah Terlambat? oleh Ev. Shinta Lestari Zendrato, S.Th
- Youtube GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
- Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th
.png)

Komentar
Posting Komentar