WAKTU TEDUH (MAZMUR 119:15-16 )


        Bayangkan seorang musafir di tengah gurun pasir yang panas. Ia haus, kelelahan, dan mudah tersesat. Namun tiba-tiba, ia menemukan sumber air yang segar. Ia berhenti, duduk, dan membiarkan air itu menyegarkan tubuh serta jiwanya, seperti itulah gambaran waktu teduh kita bersama Tuhan. Saat kita berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia, melepaskan beban, dan membiarkan firman-Nya menyegarkan hati kita yang letih.

    Penulis Mazmur hidup dalam situasi yang penuh pergumulan dan pencobaan. Ia menghadapi tekanan dari musuh, keraguan, bahkan mungkin pengkhianatan. Namun, di tengah semua itu, ia tidak menjauh dari Tuhan. Justru ia semakin merindukan kehadiran Allah.

        Dalam Mazmur 119:15–16, penulis berkata: “Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu. Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.”  Ayat ini bukan sekadar ungkapan ritual keagamaan, melainkan curahan hati seseorang yang benar-benar haus akan kehadiran Tuhan. Ia menikmati firman Allah bukan sebagai kewajiban, tetapi sebagai kebutuhan rohani yang menghidupkan.

        Mazmur ini mengajarkan bahwa waktu teduh bukan soal durasi atau rutinitas, melainkan tentang fokus dan sukacita kepada Allah. Kita merenungkan firman-Nya karena kita percaya bahwa di dalamnya terdapat jalan hidup yang benar.

        Kita tahu bahwa Firman itu telah menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, yang berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup ” (Yohanes 14:6). Ketika kita meluangkan waktu teduh, kita tidak hanya membaca kata-kata Alkitab, tetapi kita sedang bertemu dengan Sang Firman yang hidup, yang ingin berbicara secara pribadi kepada kita.

        Banyak hal di sekitar kita yang berusaha merebut perhatian: pekerjaan, media sosial, masalah keluarga, bahkan kecemasan tentang masa depan. Namun, di tengah kesibukan itu, kita perlu berhenti sejenak. Kita membutuhkan waktu teduh, bukan sebagai kewajiban, tetapi sebagai kesempatan untuk datang dan bersekutu dengan Tuhan. Sesungguhnya pada waktu kita memberi waktu kepada Tuhan, Ia tidak hanya mengisi hari kita, tetapi membentuk ulang pikiran dan hati kita agar serupa dengan-Nya. Mari kita temukan kembali sukacita dalam ketetapan Tuhan. Biarlah firman-Nya tinggal di dalam hati kita dan menuntun setiap langkah hidup kita.

SAAT KITA MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK TUHAN, SESUNGGUHNYA TUHAN SEDANG MENYEDIAKAN KEKUATAN BARU UNTUK KITA 


Sumber

  • WAKTU TEDUH oleh EV. BENALIA HULU, S.Pd.K., M.Pd
  • Youtube GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
  • Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/

Penyusun: 

Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Komentar

Postingan Populer