DAMAI SEJAHTERA BAGI DUNIA (LUKAS 2:14)
Pada malam kelahiran Yesus, malaikat-malaikat datang membawa sebuah proklamasi yang mengubah sejarah manusia. Pada malam itu, damai sejahtera turun ke bumi. Damai yang dimaksud bukan sekadar suasana tenang atau ketiadaan konflik. Damai sejahtera atau syalom adalah keselamatan, kesempurnaan, serta hubungan yang dipulihkan dengan Allah Bapa. Damai ini tidak bersumber dari kemampuan manusia, melainkan datang melalui Pribadi Yesus Kristus. Dunia dapat menawarkan kenyamanan sesaat, tetapi hanya Yesus yang dapat memberikan damai sejahtera yang tidak dapat dirampas oleh siapa pun.
Ketika
Yesus lahir, Ia membawa pesan pemulihan bagi apa yang rusak, ketenangan bagi
hati yang gelisah, serta kehidupan yang dipenuhi damai yang melampaui segala
akal. Karena itu, Yesus harus menjadi pusat hidup kita, bukan pekerjaan, bukan
keadaan, dan bukan suasana apa pun di sekitar kita.
Pada
masa kini, dunia tampak penuh kekacauan. Banyak orang bergumul dengan tekanan
hidup, kondisi keluarga yang tidak mudah, serta berita yang memenuhi pikiran
dengan kecemasan. Namun, kabar Natal yang sama tetap berlaku sampai hari ini.
Sekalipun peristiwa itu telah terjadi ribuan tahun yang lalu, tujuan kedatangan
Yesus tidak berubah, yaitu menghadirkan damai sejahtera bagi dunia, bagi
saudara, dan bagi kita semua. Damai itu hadir bukan ketika keadaan berubah,
melainkan ketika Yesus memegang kendali atas hati kita.
Ada seorang teman yang sedang menghadapi tekanan berat dalam pelayanannya.
Tanggung jawabnya menumpuk, pekerjaan menekan, sementara pergumulan pribadi
membuat hatinya tidak tenang. Ia berusaha berdoa, tetapi kegelisahan tetap
menghantui pikirannya. Sampai suatu malam, ketika ia duduk di serambi rumahnya,
dengan hujan yang turun perlahan dan angin semilir menyentuh wajah, ia teringat
suasana kesederhanaan di malam kelahiran Yesus. Tidak ada yang menganggap
penting kelahiran Sang Juruselamat pada malam itu, tetapi damai terbesar justru
hadir ke dalam dunia.
Saat
itu ia tersadar. Damai bukanlah keadaan yang menjadi mudah, melainkan Yesus
yang hadir dan tinggal dalam hati. Dengan tulus ia mulai berdoa, “Tuhan Yesus,
Engkaulah damai saya.” Masalahnya tidak langsung selesai dan situasi tidak
serta-merta berubah. Namun hatinya berubah. Ia merasakan ketenangan yang tidak
dapat dijelaskan, tetapi begitu nyata. Damai itu datang bukan dari dirinya
sendiri, melainkan dari Yesus. Sejak saat itu ia dikuatkan untuk menjalani hari
demi hari, dan ia melihat bagaimana Tuhan menuntunnya dengan setia.
Kesaksian itu mengingatkan kita bahwa jika Yesus mampu memberikan damai sejahtera dalam hati seseorang, Ia pun mampu melakukannya bagi siapa saja yang mau membuka hati kepada-Nya. Damai sejahtera bukan hanya tema perayaan Natal. Damai sejahtera adalah hadiah Allah bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya. Marilah kita menjadikan Yesus sebagai pusat dan Raja di dalam hidup kita.
Ketika Yesus memerintah dalam hati, damai bagi dunia dimulai dari damai yang hidup dalam diri kita.
Sumber
- DAMAI SEJAHTERA BAGI DUNIA OLEH EV. YOGO ISMANTO, S.E., S.Th., M.Th
- YOUTUBE GSRI TOMANG:
https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
- WEB GSRI TOMANG:
https://www.gsrit.id/
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Komentar
Posting Komentar