KITA DIPANGGIL UNTUK MENYEMBAH DAN BERSAKSI (MAZMUR 96:3 )
Pernahkah
kita menonton sebuah film yang sangat mengesankan, lalu tanpa diminta kita
langsung menceritakannya kepada orang lain? Atau ketika kita makan di tempat
yang sangat lezat, kita spontan berkata, “Harus coba! Ini enak sekali!” Mengapa
kita melakukannya? Karena ketika sesuatu menyentuh hati kita, kita tidak dapat
menyimpannya untuk diri sendiri. Secara alami kita ingin membagikannya.
Demikian pula dengan iman kepada Tuhan. Jika kita sungguh mengalami kasih,
pertolongan, dan keselamatan dari-Nya, maka menyembah dan bersaksi bukanlah
kewajiban yang berat, melainkan luapan sukacita. Inilah yang pemazmur sampaikan
dalam Mazmur 96:3: kita dipanggil bukan hanya untuk menyembah, tetapi juga
untuk memberitakan karya-Nya.
Mazmur
96:3 memuat dua panggilan penting bagi umat Tuhan. Pertama, kita dipanggil
untuk menyembah. Menyembah bukan sekadar menyanyikan lagu rohani, melainkan
sikap hidup yang mengakui bahwa Tuhan layak dipuji, ditinggikan, dan ditaati.
Penyembahan sejati mengalir dari hati yang memahami keagungan Allah dan
meresponsnya dengan hormat serta ketaatan. Kedua, kita dipanggil untuk
bersaksi. Ketika pemazmur berkata, “Ceritakanlah kemuliaan-Nya,” ia menegaskan
bahwa iman tidak boleh disimpan sendiri. Semua yang Tuhan lakukan dalam hidup
kita—pengampunan, pemulihan, pertolongan, pengharapan—adalah berita yang layak
disampaikan. Menyembah tanpa bersaksi membuat iman menjadi terlalu pribadi dan
tertutup, sementara bersaksi tanpa penyembahan menjadikan pelayanan kita kering
dan kosong.
Ketika
kita bersaksi tentang Yesus, kita sedang melakukan apa yang diperintahkan
Mazmur 96, yaitu memberitakan kemuliaan Tuhan ke seluruh bumi. Salib adalah
bukti terbesar dari perbuatan-Nya yang ajaib, dan kebangkitan Kristus adalah
puncak berita keselamatan. Karena itu, menyembah bukan hanya menaikkan pujian,
tetapi juga mengakui Yesus sebagai Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan.
Bersaksi pun bukan hanya berbicara, tetapi menunjukkan hidup yang memuliakan
Kristus setiap hari. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan: kita menyembah karena
kita telah melihat karya Tuhan, dan kita bersaksi agar orang lain juga melihat
kemuliaan yang sama.
Menyembah
dan bersaksi adalah panggilan setiap orang percaya, bukan tugas khusus bagi
sebagian orang saja. Ketika hati kita dipenuhi oleh kasih Tuhan, kita akan
secara alami memuji-Nya dan membagikan kebaikan-Nya. Tuhan menghendaki agar
hidup kita menjadi pancaran kemuliaan-Nya, sehingga dunia dapat melihat siapa
Dia melalui perkataan dan perbuatan kita. Dengan demikian, penyembahan kita di
hadapan Tuhan dan kesaksian kita di hadapan manusia menjadi satu kesatuan yang
memuliakan nama-Nya.
Sumber
- KITA DIPANGGIL UNTUK MENYEMBAH DAN BERSAKSI OLEH EV. SHINTA LESTARI ZENDRATO, S.TH
- YOUTUBE GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
- WEB GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/
Penyusun:
Ev. Shinta
Lestari Zendrato, S.Th
.png)

Komentar
Posting Komentar