NATAL DI HATIMU (LUKAS 1:30)

 

    Shalom, saudara-saudara terkasih. Di bulan Desember ini, media sosial dipenuhi foto keluarga yang terlihat sempurna, pohon Natal pun sangat cantik, dan senyuman-senyuman yang sumringah. Tapi berapa banyak dari kita yang justru merasa lelah? Stres karena belanja hadiah? Khawatir dengan tagihan? Atau bahkan merasa sepi karena hubungan yang retak? Kita sibuk menghias rumah, tapi lupa merapikan hati. Kita sibuk mengejar momen Natal yang photogenic, tapi kehilangan makna sebenarnya.

Mari kita buka Lukas 1:30–31, di mana malaikat berkata pada Maria: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.” Pesan ini mengajak kita beralih dari Palungan ke Betlehem.

“Palungan” mewakili hidup kita yang tidak sempurna — seperti Maria yang takut dan bingung. Tapi justru di situasi “berantakan” inilah kabar sukacita terbesar datang. “Betlehem” adalah kota kecil yang tidak signifikan, tapi justru di situlah terang dunia bersinar. Tuhan bekerja di tempat-tempat yang kita anggap biasa.

    Bayangkan seorang ayah yang bekerja keras sepanjang tahun. Di malam Natal, ia memberi hadiah sepasang sepatu sekolah baru untuk anaknya, bukan permainan game yang diidam-idamkan. Si anak awalnya kecewa. Tapi keesokan harinya, ia melihat ayahnya memakai sepatu yang sudah sobek besar tetapi masih digunakan untuk pergi kerja. Barulah ia tersadar, hadiah sepatu yang diberikan kepadanya itu adalah wujud kasih terbesar yang bisa diberikan ayahnya. Tuhan sering kali datang bukan dalam kemasan yang kita mau, tetapi dalam wujud yang kita butuhkan.

Yesus tidak lahir di istana, tapi di palungan. Hal ini mengajarkan kita untuk melihat bahwa kemuliaan-Nya justru diwujudkan di tengah kesederhanaan dan ketidaksempurnaan hidup kita.

Pertanyaannya: Lalu “Bagaimana agar kita mengalami sukacita Natal yang sejati?”

  1. Ayo Berani “Offline” – Mari sisihkan waktu barang 10 menit dalam sehari. Matikan ponsel, tarik napas, dan ingat: “Jangan takut, Tuhan bersamaku.” Berdoalah, berbicaralah kepada Tuhan.
  2. Mari Cari “Betlehem”-mu – Temukan sukacita dalam momen sederhana: misalnya membantu membereskan meja setelah makan, bermain dengan keponakan, menelepon sahabat lama… semua yang sederhana… karena di situlah kita menemukan kedamaian Kristus hadir.

Jadi, Saudara, Natal sejati bukan tentang menghias “feed media sosial,” tapi Natal adalah tentang membuka hati. Undanglah Tuhan Yesus untuk lahir di “palungan” hatimu — di tengah kecemasan, kekhawatiran, dan kesepianmu. Dari palungan hatimu yang paling dalam, biarkanlah Dia memimpinmu menuju Betlehem — tempat di mana ada damai sejahtera-Nya.

Pertanyaan Penutup: Jadi di bagian “palungan” mana dalam hidup Saudara yang harus Saudara tilik/datangi untuk mendengar kabar sukacita dari Tuhan?

 


Sumber

  • NATAL DI HATIMU oleh Pdt. YOGI TJIPTOSARI, B.Th., M.Pd
  • Youtube GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
  • Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/

Penyusun: 

Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Komentar

Postingan Populer