PALUNGAN YANG MEMBAWA HARAPAN (ROMA 15:13 )
Banyak
orang menganggap palungan hanyalah tempat yang sederhana, bahkan kotor dan
tidak layak. Tidak ada kemewahan, tidak ada sorotan dunia, dan tidak ada
kehormatan menurut ukuran manusia. Namun, justru di tempat yang paling
sederhana itulah Allah menaruh pengharapan terbesar bagi dunia. Ketika Yesus
lahir di palungan, Ia datang bukan sebagai raja duniawi, melainkan sebagai
Juruselamat yang merendahkan diri. Palungan mengajarkan bahwa pengharapan
sejati sering kali lahir bukan di tengah kemegahan, melainkan di tengah
keterbatasan hidup.
Palungan
menjadi simbol bahwa Allah tidak menjauh dari penderitaan manusia, tetapi
justru masuk ke dalamnya. Dunia saat ini dipenuhi oleh berbagai ketakutan,
seperti masalah ekonomi, penyakit, kekecewaan, dan pergumulan hidup yang
membuat banyak orang kehilangan harapan. Namun, kelahiran Kristus menyatakan
bahwa Allah tidak tinggal diam melihat penderitaan manusia. Ia datang menyapa
kelemahan kita dan menyatakan bahwa hidup tidak berakhir pada kesulitan semata.
Roma
15:13 menegaskan bahwa Allah bukan hanya pemberi harapan, melainkan sumber
harapan itu sendiri. Harapan sejati tidak bertumbuh dari optimisme yang kosong,
tetapi dari iman kepada Allah yang setia. Oleh karena itu, sukacita dan damai
sejahtera tidak lenyap sekalipun keadaan hidup sulit, sebab pengharapan kita
tidak ditopang oleh dunia, melainkan oleh kuasa Roh Kudus. Palungan menjadi
bukti bahwa Allah bekerja bukan menurut cara dunia, melainkan melalui kuasa
kasih-Nya.
Yesus
adalah perwujudan nyata dari pengharapan Allah bagi manusia. Ia bukan hanya
lahir sebagai seorang bayi, tetapi datang membawa keselamatan, pengampunan, dan
hidup yang baru. Di dalam Kristus, kita melihat bahwa Allah tidak hanya
berjanji, tetapi juga bertindak. Palungan bukanlah akhir dari cerita
keselamatan. Salib dan kebangkitan Yesus merupakan penggenapan dari misi-Nya.
Dari palungan hingga Golgota, Yesus menggenapi panggilan-Nya sebagai
Juruselamat dunia.
Roma
15:13 digenapi sepenuhnya di dalam diri Yesus. Dialah sumber sukacita sejati,
damai sejahtera yang tidak tergoncangkan, serta pengharapan yang tidak
mengecewakan. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, pengharapan manusia tidak
lagi rapuh. Di dalam Kristus, kita tidak hanya berharap untuk kehidupan saat
ini, tetapi juga untuk kehidupan yang kekal. Inilah makna terdalam dari
palungan, yaitu Allah sendiri menyertai manusia untuk selama-lamanya.
Palungan
mengajarkan bahwa harapan sering kali datang dalam bentuk yang tidak kita
sangka. Ketika hidup terasa gelap dan penuh tekanan, marilah kita kembali
menoleh kepada palungan. Di sanalah Allah menyatakan bahwa tidak ada hidup yang
terlalu hancur untuk dipulihkan dan tidak ada dosa yang terlalu besar untuk
diampuni.
Marilah
kita hidup sebagai pembawa pengharapan. Jika Allah telah memenuhi hidup kita
dengan sukacita dan damai sejahtera, maka tugas kita adalah membagikannya
kepada sesama. Dunia membutuhkan lebih banyak terang, dan Yesus adalah Terang
itu. Dari palungan lahirlah pengharapan yang sejati bagi seluruh umat manusia.
Sumber
- PALUNGAN YANG MEMBAWA HARAPAN OLEH EV. SHINTA LESTARI ZENDRATO, S.Th
- YOUTUBE GSRI TOMANG:
https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
- WEB GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/
Penyusun:
Ev. Shinta Lestari Zendrato,
S.Th
.png)

Komentar
Posting Komentar