PERJALANAN MENUJU BETLEHEM ( LUKAS 2:4-5 )

 

        Perjalanan menuju Betlehem bukanlah perjalanan yang mudah. Jarak dari Nazaret ke Betlehem sekitar 130 kilometer, sebuah perjalanan berhari-hari yang harus ditempuh dengan berjalan kaki melewati perbukitan, padang tandus, dan jalan berbatu. Bayangkan, Maria sedang hamil tua, dan Yusuf harus mendampinginya dalam perjalanan yang begitu berat. Namun mereka tetap taat, sebab perintah pendaftaran penduduk harus dilaksanakan.

        Di balik perjalanan fisik yang tampak biasa ini, tersimpan rencana besar Allah. Nabi Mikha telah menubuatkan ratusan tahun sebelumnya bahwa Mesias akan lahir di Betlehem (Mikha 5:2). Artinya, Allah sedang bekerja di balik peristiwa yang terlihat sederhana. Perjalanan yang tampaknya sulit ternyata merupakan bagian dari rencana penyelamatan dunia.

        Beberapa waktu lalu, saya merasa hidup saya tidak berjalan sesuai dengan rencana. Saya kehilangan pekerjaan dan merasa seakan semua pintu tertutup. Namun ketika masa Natal tiba, saya mendengarkan kembali kisah Yusuf dan Maria yang melakukan perjalanan menuju Betlehem. Perjalanan itu tidak nyaman, tetapi justru di sanalah Yesus lahir. Saya mulai merenungkan kisah tersebut. Mungkin Tuhan sedang membawa saya menuju “Betlehem” saya sendiri, sebuah tempat di mana sesuatu yang baru akan Tuhan nyatakan. Dan benar saja, dari situ Tuhan membuka jalan baru dalam hidup saya, bahkan lebih baik dari sebelumnya.

Kini saya percaya bahwa ketika jalan terasa panjang dan berat, Tuhan sedang menuntun saya menuju tempat di mana janji-Nya akan digenapi. Ia menyelamatkan saya dari akibat dosa dan dari rencana kehancuran yang tidak saya sadari.

        Kristus lahir bukan di istana, tetapi di kandang. Ia, Sang Raja segala raja, memilih lahir dalam kesederhanaan dan kerendahan hati. Sejak awal, Yesus menunjukkan bahwa kemuliaan sejati tidak diukur dari kenyamanan atau status duniawi, tetapi dari ketaatan kepada kehendak Allah. Melalui perjalanan menuju Betlehem, Yesus melalui Yusuf dan Maria menunjukkan bahwa ketaatan kepada Allah sering kali membawa kita melewati jalan yang tidak mudah, tetapi selalu menuju tujuan yang penuh makna.

    Kisah ini mengingatkan kita bahwa hidup kita pun menyerupai perjalanan menuju Betlehem. Kadang jalannya panjang, berat, dan melelahkan. Namun jika kita tetap percaya dan taat, Allah sedang menuntun kita menuju rencana terbaik-Nya. Mungkin hari ini kita tidak mengerti mengapa harus melalui masa sulit, tetapi percayalah, Allah mengetahui arah perjalanan kita. Yang terpenting bukan seberapa cepat kita tiba, tetapi seberapa taat kita berjalan bersama Tuhan di sepanjang perjalanan itu. Perjalanan menuju Betlehem bukan sekadar bagian dari kisah Natal, tetapi gambaran kehidupan iman: ada tantangan, tetapi juga janji; ada perjalanan berat, tetapi di ujungnya ada kehadiran Yesus. Mari kita terus melangkah dengan iman, sebab setiap langkah bersama Tuhan tidak pernah sia-sia.

SETIAP “BETLEHEM” DALAM HIDUP KITA ADALAH TEMPAT DI MANA ALLAH MENYATAKAN KASIH-NYA KEPADA KITA.

 

 Sumber

  • PERJALANAN MENUJU BETLEHEM oleh EV. YOGO ISMANTO, S.E., S.Th., M.Th
  • Youtube GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
  • Web GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/

Penyusun: 

Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Komentar

Postingan Populer