TERUSKAN MISI KRISTUS (KISAH PARA RASUL 1:8)

 

        Kisah Para Rasul 1:8 merupakan salah satu ayat terpenting dalam Perjanjian Baru karena mencatat mandat terakhir Yesus kepada para murid sebelum Ia naik ke surga. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada mereka selama empat puluh hari dan berbicara tentang Kerajaan Allah. Namun pada saat itu, pemahaman para murid masih terbatas. Mereka masih berharap pada pemulihan politik bagi bangsa Israel dan belum sepenuhnya mengerti rencana Allah yang lebih luas.

        Melalui ayat ini, Yesus mengarahkan kembali fokus para murid. Ia menegaskan bahwa Kerajaan Allah bukan tentang kekuasaan politik, melainkan tentang penyebaran Injil kepada semua bangsa. Yesus menyatakan bahwa Roh Kudus akan turun atas mereka dan memberi kuasa, sehingga mereka dapat menjadi saksi Kristus, mulai dari Yerusalem, kemudian ke daerah sekitarnya, hingga ke ujung bumi. Dengan demikian, misi Allah bersifat global dan melibatkan setiap pengikut Kristus.

        Yesus telah memulai pekerjaan yang sangat besar. Ia membawa terang, kasih, dan keselamatan bagi dunia. Ia datang ke dunia, melayani dengan setia, mati di kayu salib, bangkit mengalahkan maut, dan menunjukkan kasih yang tidak mungkin dibalas oleh manusia. Namun setelah menyelesaikan karya keselamatan itu dan naik ke surga, Yesus tidak mengatakan bahwa segalanya telah selesai. Sebaliknya, Ia mempercayakan misi tersebut kepada para murid dan kepada kita sebagai orang percaya untuk melanjutkannya.

        Untuk meneruskan misi Kristus, ada dua hal penting yang perlu dilakukan. Pertama, mengandalkan kuasa Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul 1:8 dikatakan bahwa para murid akan menerima kuasa ketika Roh Kudus turun atas mereka. Kata kuasa berasal dari istilah Yunani dunamis, yang mengandung arti kekuatan ilahi sebagai penggerak. Tanpa kuasa ini, misi Kristus tidak dapat berjalan. Pemberitaan Injil yang tidak bersandar pada pekerjaan Roh Kudus tidak memiliki daya dan tidak menghasilkan perubahan sejati. Allah tidak mengutus kita dengan kekuatan sendiri, melainkan memperlengkapi kita dengan Roh Kudus yang memampukan dan menggerakkan kita dalam menjalankan misi-Nya.

    Kedua, mengalami Tuhan secara pribadi. Ketika Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus turun atas seseorang, hal itu menggambarkan kehadiran yang mendekat, memenuhi, dan bekerja aktif dalam hidup orang tersebut. Roh Kudus bukan sekadar hadir sesaat, tetapi mengambil bagian dalam kehidupan orang percaya. Karena itu, seorang saksi Kristus bukan hanya orang yang berbicara tentang Tuhan, melainkan seseorang yang telah mengalami karya Tuhan dalam hidupnya. Kesaksian yang sejati lahir dari perjumpaan dan pengalaman pribadi dengan Allah.

        Prinsip ini tetap sangat relevan hingga hari ini. Jika dalam Kisah Para Rasul pengalaman para murid dimulai dari turunnya Roh Kudus, maka saat ini Roh Kudus telah diam dalam diri setiap orang percaya. Pertanyaannya adalah apakah kita menyadari kehadiran-Nya dan memberi ruang bagi-Nya untuk bekerja dalam hidup kita. Mengalami Tuhan berarti terus membangun hubungan dengan-Nya melalui doa, ketaatan, dan kepekaan terhadap pimpinan Roh Kudus.

        Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk meneruskan misi Kristus di dunia ini. Dalam menjalankan panggilan tersebut, kita perlu senantiasa mengandalkan kuasa Roh Kudus, bukan kekuatan pribadi, dan terus mengalami Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan melibatkan Tuhan dalam setiap pergumulan dan keputusan, hidup kita akan dipakai untuk menyatakan Injil dan memuliakan nama-Nya.

 

 

Sumber

  • TERUSKAN MISI KRISTUS OLEH EV. SDRI. JELIA FRISDA PURBA
  • YOUTUBE GSRI TOMANG: https://youtu.be/UtG8W0Ju6Ac?si=QXk1MAMJsh1O70en
  • WEB GSRI TOMANG: https://www.gsrit.id/

Penyusun: 

Ev. Shinta Lestari Zendrato, S.Th

 


Komentar

Postingan Populer